pulang malam

malam ini aku berjalan terseok-seok menuruni tangga jembatan babat* dan bersiap menunggu bus pulang, waktu menunjukan pukul 10:00PM, pulang dari sebuah petualangan yang melelahkan sekaligus mengasyikan di surabaya yang bakal saya ceritakan di lain waktu

babat adalah sebuah kota yang membatasi lamongan dan bojonegoro, biasanya kalau mau pulang ke bojonegoro dari terminal bungurasih surabaya. kita akan turun di jembatan babat dan menunggu bus dari arah terminal wilangun untuk oper bus menuju terminal bojonegoro

biasanya sih bus menuju terminal bojonegoro masih ada sampai jam 12 malam, tapi entah malam ini aku menunggu satu jam dan bus tak kunjung datang, akhirnya pada pukul setengah 12 malam munculah harapan terakhir: Mobil colt tua yang berhenti di jembatan babat.

ya, harapan terakhir, soalnya kemunculan colt ini menandakan udah gak ada bus lagi yang menuju terminal bojonegoro. dan yang paling seru adalah… colt-colt seperti ini harusnya membawa karung-karung berisi sayur buat di distribusikan ke pasar bojonegoro.

sebelumnya saya sudah pernah naik colt seperti ini tepat akhir january 2013 silam (berarti ini memperingati setahunan naik colt sayur) sepulang dari jogja menonton jkt48 di luar jawa timur untuk pertama kalinya

colt yang saya tumpangin ternyata gak langsung ke bojonegoro tapi lebih dahulu masuk ke desa-desa untuk mengambil sayur yang akan di distribusikan juga ke pasar bojonegoro. di kampung-kampung pedalaman ini aku melihat ke luar jendela sambil menguping percakapan para manusia yang memulai kehidupanya pada tengah malam. keluhan-keluhan seperti hasil panen yang naik turun, dagangan mereka nanti,  banner para caleg yang mengganggu pemandangan mereka. lalu aku melihat banner-banner yang mereka maksudkan. sialan wajah-wajah malas dan penuh senyum dipaksakan dari bermacam partaiwarna-warni yang sampai sekarang belum ada yg kompeten seperti ini yang bakal menjadi wakil mereka di gedung mewah, santai dan dapat uang banyak. modalnya cuma numpang narsis berlomba bikin banner paling gede. sementara orang-orang ini di tengah malam buta sudah memeras keringat memindahkan karung-karung besar berisi sayur ke sebuah colt tua yang sudah berkarat di sana-sini.

semua karung udah dimasukan, beberapa di talikan saja di atap colt. dan colt dimasukin beberapa pedagang wanita dan pria. jadi bayangkan saja: colt sempit yang setengahnya diisi karung berisi daun bawang, sawi, kangkung dan sayur-sayur lainya ditambah 8 orang manusia yang saling berjejalan.

melihat orang-orang ini muncul beragam pikiran. hanya aku diantara mereka yang mungkin mengenyam pendidikan sampai S1 (dan sekarang lagi skripsian), mungkin hanya aku yang memikirkan hal-hal sepele yang berkecamuk seperti memikirkan cinta yang lagi-lagi gagal sementara mereka memikirkan urusan-urusan pelik yang menyambung nyawa sekeluarga, mungkin hanya aku dari mereka yang mempunyai kacamata untuk membantu penglihatan yang sudah minus, handphone seperti yang kupegang dan laptop yang sedang kutenteng di dalam tas. mereka tidak butuh itu, yang mereka butuhkan adalah bagaimana caranya agar mereka dan sekeluarga bisa makan hari ini. dimulai dari pukul 12:00 disaat semua orang tertidur lelap

inilah aku, pulang ke rumah dengan tubuh bau bawang dan kaki terasa sangat lemas kecapekan. namun aku tersenyum dengan sejuta pembelajaran tentang hidup ditengah peliknya masalah yang berkecamuk. semua karena aku pulang malam hari ini

Leave a comment